Rabu, 11 Mei 2011

Cara Menjinakkan Kacer Poci / Kacer Hitam

Banyak di antara para pecinta burung merasa kesulitan mencari cara untuk menjinakkan kacer, entah itu koci maupun kacer hitam. Apa sebab? Kacer-kacer tersebut biasanya Mudah Hutan. Sehingga apabila perawatan awal tidak tepat sasaran, burung tersebut bukanya makin jinak malah makin giras. Sayangnya, tidak ada aturan baku dalam masalah ini. Setiap orang biasanya memiliki cara yang berbeda-beda dalam menjinakkan kacer. Dan jeleknya, tidak semua pendapat yang ada bisa di aplikasikan ke burung kacer kita masing-masing. Perlu adanya modifikasi yang harus disesuaikan dengan kondisi burung pada saat “ini”.
Namun, secara garis besar, cara menjinakkan kacer poci atau kacer hitam adalah sbb:
  • Jika burung masih terlihat stress, asingkan terlebih dahulu ketempat yang sepi hingga burung terlihat nyaman di sangkarnya
  • Mandikan secara rutin (pagi/sore) sampai basah kuyup.
  • Hindari pengerodongan kecuali pada malam hari.
  • Gantang di tempat yang ramai dilalui oleh orang.
  • Gantang di tempat yg rendah (sebagai rujukan mungkin bisa 1 meter diatas permukaan tanah)

Rabu, 27 April 2011

Nuri Raja Ambon (Alisterus amboinensis) Burung Khas Maluku

Burung Nuri Raja Ambon (Alisterus amboinensis)
Burung Nuri Raja Ambon (Alisterus amboinensis) layak menjadi burung khas Maluku. Burung berparuh bengkok yang sering disebut Nuri Raja saja ini memang ditetapkan menjadi fauna identitas provinsi Maluku. Anugerah yang pantas bagi burung Nuri Raja yang mempunyai bulu indah ini meskipun terkesan norak.
Burung Nuri Raja Ambon sering disebut Nuri Raja saja. Hewan ini dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Moluccan King-parrot, Ambon King Parrot, atau Amboina King Parrot. Sedangkan dalam bahasa latin burng endemik Maluku ini disebut Alisterus amboinensis.
Nuri Raja atau Amboina King Parrot (Alisterus amboinensis) merupakan satu dari 3 anggota King Parrot (Genus: Alisterus) selain Nuri Raja Papua atau Papuan King Parrot (Alisterus chloropterus) dan Nuri Raja Australia atau Australian King Parrot (Alisterus scapularis).
Diskripsi dan Perilaku. Penampilan burung Nuri Raja Ambon memang khas. Selain seperti jenis burung Nuri lainnya yang mempunyai paruh bengkok, burung yang mempunyai badan sepanjang 35 cm ini memiliki bulu yang ‘semarak’ dan mencolok dengan kombinasi warna merah, hijau, dan biru.
Burung Nuri Raja Ambon (Alisterus amboinensis) yang norak
Bulu pada kepala dan dada burung Nuri Raja Ambon (Alisterus amboinensis) berwarna merah. Sayapnya berwarna hijau. Sedangkan bagian punggung bagian atas berwarna biru menyala dan ekor mempunyai warna biru atau biru keunguan atau biru kehitaman.
Burung endemik yang ditetapkan sebagai maskot provinsi Maluku mendampingi Anggrek Larat sebagai flora identitas provinsinya ini hidup secara berpasangan atau dalam kelompok-kelompok kecil dengan suara kicauan yang agak ricuh. Burung Nuri Raja Ambon mengkonsumsi buah, biji, madu, dan pucuk tanaman. Burung ini tinggal di lubang-lubang pada pohon. Perkawinan terjadi sekitar pada bulan Februari hingga Maret.
Persebaran, Habitat, Populasi, dan Konservasi. Burung Nuri Raja Ambon (Alisterus amboinensis) merupakan hewan endemik yang hidup di pulau Ambon, Seram dan wilayah Maluku Tengah lainnya serta wilayah Maluku Utara seperti pulau Halmahera. Burung Nuri Raja Ambon mendiami hutan-hutan hujan dataran rendah dan perkebunan hingga ketinggian 1.400 meter dpl.
Populasi burung berbulu indah dan mencolok ini di alam diperkirakan sekitar 70.000 ekor (IUCN Redlist: 1997). Dan berdasarkan jumlah populasi tersebut, oleh IUCN Redlist dan BirdLife International burung yang dikenal sebagai Amboina King Parrot ini dikategorikan dalam status konservasi Least Concern (Beresiko Rendah) sejak 1988, meskipun pada periode 1994-2000 statusnya pernah dinaikkan menjadi Near Threatened (Hampir Terancam). Sedangkan CITES mendaftarnya dalam Apendiks II.
Ancaman utama terhadap populasi burung maskot Maluku ini adalah berkurangnya habitat akibat menyempitnya luas hutan dan kerusakan hutan. Selain itu juga diakibatkan oleh perburuan liar untuk diperdagangkan.
Saya sendiri gak kebayang jika harus memakai baju senorak burung ini. Mungkin juga burung Nuri Raja Ambon ini. Karena lantaran warna bulunya yang mencolok, semarak bahkan cenderung norak itulah ia menjadi incaran para manusia yang norak juga.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Aves; Ordo: Psittaciformes; Famili: Psittacidae: Genus: Alisterus; Spesies: Alisterus amboinensis.

Dua Spesies Baru Ikan Pari dari Amazon

KOMPAS.com — Para biolog berhasil menemukan dua spesies ikan pari air tawar baru dari hutan Amazon. Kedua pari tersebut secara informal disebut sebagai pari panekuk karena penampakannya yang mirip panekuk berukuran raksasa.
Kedua spesies tersebut berukuran cukup besar, dinamai Heliotrygon gomesi dan Heliotrygon rosai. Spesimen Heliotrygon gomesi ditemukan di wilayah hutan hujan tropis dekat Iquitos, Peru.
Famili ikan jenis tersebut, terdiri dari ikan pari air tawar di wilayah tropis yang disebut New World, memang dikenal berukuran cukup besar. Ikan pari air tawar bisa mencapai ukuran diameter 1,5 meter saat dewasa.
Penemuan itu dipublikasikan di jurnal Zootaxa edisi 24 Februari 2011. Peneliti sangat terkesan dengan hasil penelitian tersebut. Penemuan ini membuktikan bahwa hutan Amazon belum sepenuhnya tereksplorasi dan terdokumentasi.
Nathan Lovejoy dari Universitas Toronto mengatakan, "Hal terpenting yang diberitahukan penelitian ini adalah masih adanya ikan-ikan besar lain di Amazon yang belum ditemukan dan dideskripsikan."
Selain unik karena bentuknya yang mirip panekuk, ikan pari ini juga berbeda karena ukurannya yang relatif besar, memiliki celah pada bagian perutnya, dan struktur seperti duri di ekornya.

Rabu, 13 April 2011

Branjangan

Umum
Burung branjangan merupakan salah satu burung kicauan yang pandai menirukan suara burung lain, meskipun sesungguhnya suara alasan (lagu aseli burung itu di alam) hanya terdiri dari tiga potongan lagu utama, yakni “tit” “cek” atau “cik” dan “tir”. Keistimewaan branjangan yang tidak dimiliki burung lain adalah kemampuannya berkicau sembari hovering (terbang di tempat). Di alam bebas, burung ini suka terbang secara memanjat (terus membumbung ke atas) sembari berkicau sampai tidak terlihat, dan tiba-tiba sudah meluncur sampai di tanah.
+Habitat
Branjangan memiliki kerabat begitu banyak. Termasuk Alaudidae dengan 75 jenis dalam kerabatnya. Burung ini termasuk burung tanah, yang dalam istilah asingnya ’bushlark’ yang artinya burung semak kecil yang periang. Makanan utamanya biji-bijian, padi, serangga, dan pucuk tanaman muda. Jika sudah musim berkembang biak tiba, pada bulan Maret hingga September, dan masa puncak dari mulai Maret sampai Agustus, branjangan cepat sekali melakukan perkawinan dan bertelur hampir tiap bulan.
Di habitatnya branjangan menyukai tempat-tempat yang kering di kawasan tanah gersang atau setengah kering, rumput, stepa, kawasan berbatu karang dan gunung pasir. Biasanya di Jawa jika musim tebang tebu dan musim petik kedelai, branjangan selalu muncul dan membuat sarang di tempat-tempat kering dan bebatuan. Kicauannya yang nyaring dan kadang dengan gayanya yang ngelepr menjadi hiburan tersendiri bagi petani tebu.
Burung branjangan menyukai tempat-tempat yang kering di kawasan tanah gersang atau setengah kering, rumput, stepa, kawasan berbatu karang dan gunung pasir. Burung petengger (passerin) di atas batu ini, berasal dari benua Asia dan Afrika. Di Indonesia branjangan mudah berkembang di daerah Jawa, Irian Jaya, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara dan Bali. Salah satu jenis branjangan yang biasa dikenal di kalangan mania burung di Indonesia adalah Mirafra Javanica.
+Ciri berdasar daerah asal
Saat ini Branjangan yang kita temui di pasaran sedikit sekali yang berasal dari tanah Jawa, yang terkenal dengan burung branjangannya yang baik. Namun saat ini branjangan yang ada di pasar banyak berasal dari daerah Nusa Tenggara maupun Sumatra.
Di kalangan penghobi burung Indonesia, branjangan yang populer adalah yang berasal dari Pulau Jawa, khususnya khususnya Jawa Tengah (Petanahan dan Kali Ori) dan Jogja (daerah Wates). Burung dari kawasan ini memiliki ciri-ciri yang disukai penggemar branjangan. Antara lain adalah mental yang baik, body yang besar dan volume suara yang keras dan variasi suara yang beragam, serta corak batik atau warna yang menarik, kemerahan atau kekuningan.
Di Pulau Jawa, branjangan dibagi dalam beberapa daerah penyebaran, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat.
Untuk wilayah Jawa Barat maka yang menjadi maskot bagi penggila Branjangan adalah yang berasal dari daerah Sapan. Burung dari daerah Sapan terkenal dengan suaranya yang nyaring melengking dan kristal, jambul juga menjadi ciri khas burung ini. (jambul patent).
Branjangan dari daerah Sapan jika dilihat dari fisiknya tidak terlalu besar hanya seukuran 12-13 cm. berbeda jika dibandingkan dengan branjangan dari daerah Jawa Tengah yang dapat mencapai ukuran tubuh 12-14 cm. Pola batik burung dari daerah Sapan cenderung berpola lebih gelap dengan corak batik yang berwarna hitam hampir serupa dengan branjangan yang berasal dari daerah NTB dan Sumbawa.
Sementara itu branjangan dari Sri Kayangan, Kulonprogo (Wates) berdaya tarik tinggi karena ciri fisik yang lebih besar dan memiliki warna dan pola batik yang lebih menarik. Sedangkan branjangan dari Nusa Tenggara mempunyai corak warna bulu yang lebih pekat. Ukuran tubuhnya juga tidak sebesar jenis branjangan dari daerah lain, seukuran 10-12 cm.
+Ciri jantan dan betina
Ciri-ciri jantan bisa dilihat dari warna tubuhnya coklat agak tajam dan bulunya tebal. Begitu pula warna paruhnya hitam mengkilat. Jika bertemu burung sejenis muncul jambul dikepalanya agak panjang dan lebih gagah.
Branjangan betina warna bulunya agak kusam. Betina juga memiliki jambul, sehingga jangan terkecoh. Bedanya, jambul betina lebih pendek. Volume suaranya sama-sama keras, namun suara betina terputus-putus dan kurang variasinya.
Untuk membedakan jenis kelamin branjangan, bisa juga dilihat dari paruhnya. Pada branjangan jantan, paruh bagian bawah terlihat putih atau terang sementara yang betina terlihat gelap atau hitam atau kecoklatan.
.

+Memilih branjangan
Tidak ada patokan khusus dalam memilih branjangan. Namun seorang penghobi dan juga pedagang burung, Mulyanto di Pasar Ngasem Yogyakarta, mengatakan ciri-ciri branjangan yang baik antara lain bentuk fisiknya atletis, ekor dan badan panjang, mata tajam (menunjukkan petarung), bulu lembut seperti sutra sedangkan paruhnya bagai burung gelatik tapi agak bengkok sedikit ke bawah.
+Cara perawatan
-Tempat: Branjangan bisa dipelihara dengan sangkar bulat diamter 25-30 cm dengan panjang atau tinggi antara 60 cm sampai 100 cm. Sementara tenggeran atau pangkringan bisa dibuat dari batu apung dan bagian dasar sangkar diberi bubukan batu bata atau tanah kering yang diayak.

Paruh bengkok




5. Kakatua maluku (Cacatua moluccensis)
Sesuai namanya, burung ini berasal dari pulau rempah, yaitu Maluku.
a. Deskripsi dan penyebaran
Panjang tubuh kakatua maluku antara 40—50 cm. Bulu dan jambulnya berwarna merah muda. Kelopak matanya putih. Paruhnya berwama hitam. Gerakannya lambat. Penyebarannya meliputi P. Seram, Saparua, dan Haruku yang terdapat di Maluku.
b. Status populasi
Kakatua maluku hidup di dataran rendah antara 100—1.200 m dpl di daerah hutan primer dataran rendah. Populasinya terus menurun dan saat ini jumlahnya diperkirakan tinggal sekitar 8.000 ekor saja. Salah satu sebab penurunan populasi karena perdagangan yang pernah mencapai 5.000 ekor per tahun pada 1981—1985. Kini jenis ini menjadi rentan dan dimasukkan ke dalam apendiks ICITES. Jenis ini dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 7 Tahun 1999.